Text
Makna kisah-kisah al-Qur'an perspektif Sayyid Qutb; kajian kitab al-taswir al-fanniy fi al-qur'an
MUTTAQIN, Dosen Pembimbing Drs. H. A. Shobiri Muslim M.Ag dan M. Mu’tasim Billah M.A. : MAKNA KISAH-KISAH AL-QUR’AN PERSPEKTIF SAYYID QUTB: Kajian Kitab al-Taswir al-Fanniy Fi al-Qur’an, Tafsir Hadits, Ushuluddin dan Ilmu Sosial, STAIN Kediri 2012.
Kata Kunci: al-Qur’an, Kisah, dan al-Taswir al-Fanniy Fi al-Qur’an.
Al-Qur’an merupakan kitab suci yang diturunkan oleh Allah SWT. kepada Nabi Muhammad sebagai petunjuk manusia. Hal yang sangat mendasar adalah bagaimana pemahaman terhadap al-Qur’an itu sendiri. Al-Qur’an adalah firman Allah Swt yang tersusun dari huruf dan kata-kata yang dikenal oleh manusia, dan dari huruf-huruf tersebut manusia mampu menyusun kalimat atau puisi, namun manusia tidak mampu menyusun al-Qur’an seperti yang disusun Allah Swt. Di itu al-Qur’an sangat indah sekali dan memiliki daya magis yang luar biasa. Kisah dalam al-Qur’an adalah sebuah penuturan masa lalu yang bertujuan untuk untuk memberikan pelajaran dan pengaruh terhadap jiwa seseorang. Agar kisah-kisah dalam al-Qur’an benar-benar menjadi pentunjuk bagi umat manusia, maka pemahaman terhadap kisah-kisah al-Qur’an sangat penting. Dari penjelasan di atas, setidaknya menimbulkan pertanyaan, bagaimanakah makna kisah-kisah al-Qur’an?
Skripsi ini mengkaji makna kisah-kisah al-Qur’an menurut Sayyid Qutb, seorang novelis, kritikus, penyair, mufassir sekaligus aktifis Islam dalam kitab al-Taswir al-Fanniy Fi al-Qur’an. Dengan tujuan mengetahui bagaimana pandangan Sayyid Qutb tentang pemaknaan kisah-kisah al-Qur’an, agar kisah-kisah tersebut tidak hanya sekedar bacaan yang kering dari makna dan nilai yang terkandung. Untuk memperoleh data-data tersebut,penulis menggunakan metode Library Research dan menganalisis dengan menggunakan metode deduktif dan induktif.
Penulis berkesimpulan bahwa menurut Sayyid Qutb dalam kitab al-Taswir al-Fanniy Fi al-Qur’an kisah di dalam al-Qur’an adalah sebuah kisah yang cara penyajiannya, pengolahan alur ceritanya berbeda dengan kisah karya manusia yang bertujuan hanya menayangkan seni bebas, tetapi sebenarnya ia adalah salah satu cara al-Qur’an mengungkapkan kandungannya dengan maksud tujuan keagamaan. Jadi menurutnya kisah di dalam al-Qur’an adalah kisah yang hidup, bergerak, berbentuk, dan dapat disaksikan oleh para pembaca, seakan kisah tersebut sedang disajikan di hadapan pembaca serta mengandung keindahan yang padu
Tidak tersedia versi lain