Text
Syawal menjemput kemenangan
Puasa Ramadhan yang dilanjuti dengan puasa enam hari Syawal dinilai setara dengan puasa satu tahun penuh, karena pahala kebajikan pada bulan tersebut dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipat. Dalam hadis shahih, Nabi saw. bersabda: ”Puasa Ramadhan dilipatgandakan menjadi sepuluh bulan dan puasa enam hari (Syawal) dilipatgandakan menjadi dua bulan. Sehingga hal itu, yaitu Ramadhan dan enam hari setelahnya sama dengan puasa satu tahun.” (HR. Imam Ahmad dan An-Nasa’i)
Namun, yang menjadi pertanyaan bagi sebagian kalangan; jika keutamaan ini bisa diraih dengan berpuasa enam hari di luar bulan Syawal sebagaimana pendapat beberapa ulama, lalu mengapa puasa enam hari pasca-Ramadhan dikhususkan pada bulan Syawal? Bagaimanakah mekanisme pelaksanaan puasa enam hari di bulan Syawal, apakah harus dilakukan secara berturut-turut atau terpisah? Benarkah seorang mukmin dapat memperoleh pahala dan kedudukan yang sama, atau bahkan lebih tinggi daripada mereka yang melaksanakan ibadah haji atau umrah?
Dengan menggali sumber-sumber dari Alquran dan hadis serta ijtihad ulama, Ibnu Rajab Al-Hanbali akan memaparkan beberapa hal terkait pelaksanaan dan manfaat puasa sunnah di bulan Syawal, perintah melaksanakan ibadah haji dan keutamaannya, serta amalan yang mengangkat kedudukan seorang mukmin sehingga menjadi lebih utama dari mereka yang melaksanakan haji dan umrah.