Text
Konsep Pendidikan Masa Keemasan Islam (Studi Komparasi Konsep Pendidikan Masa Al-Ma’mun dan Malik Syah)
ABSTRAK
MOH. SIROJUDIN, Dosen pembimbing Dr.H Ali Anwar, M.Ag. dan Ahmad Taufiq, S.Ag M.Si.: Konsep Pendidikan Masa Keemasan Islam (Studi Komparasi Konsep Pendidikan Masa Al-Ma’mun dan Malik Syah), Pendidikan Agama Islam, Tarbiyah, STAIN Kediri, 2014.
Kata kunci: Konsep Pendidikan, masa keemasan Islam, Komparasi, masa al-Ma’mun dan Malik Syah.
Pendidikan merupakan suatu hal sangat penting bagi keberlangsungan hidup manusi. Kualitas suatu masyarakat ditentukan oleh pendidikan seperti apa yang dijalani. Berkaitan dengan hal tersebut, bahwa umat Islam pernah mencapai masa keemasannya. Nakosteen menyatakan bahwa masa keemasaan umat Islam dimulai pada abad ke 7 M dan klimaksnya pada abad ke 11 M paruh kedua. Tetapi banyak peneliti sejarah yang berbeda pendapat tentang masa puncak dari zaman keemasan Islam. Hitti misalnya menyebutkan bahwa masa puncak keemasan Islam adalah ketika al-Ma’mun berkuasa, sedangkan Nakosteen berpendapat bahwa masa puncak keemasan Islam pada abad ke 11 M paruh kedua, yakni pada masa Saljuq, sementara pada sultan Malik Syah lah Saljuq berada pada puncak keemasannya. Sehingga konsep pendidikan pada masa al-Ma’mun dan Malik Syah menarik untuk dikomparasikan.
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metodologi penelitian sejarah. Sedangkan metodologi sejarah sendiri ada empat langkah yaitu: pengumpulan data (heuristik), kritik sumber (verifikasi), penafsiran (interpretasi), dan penulisan sejarah (historiografi).
Dari hasil penelitian, bahwa pada masa al-Ma’mun corak pendidikannya cenderung pada pengembangan keilmuan aqli, sedangkan pada masa Malik Syah cenderung kepada keilmuan naqli. Kedua masa tersebut mempunyai kelebihan masing-masing dalam konsep pendidikan, yang pertama adalah kebebasan dalam mempelajari sumber pengetahuan, sebagai implikasi dari gerakan penerjemahan keilmuan asing. Sedang yang kedua unggul dalam sistem pendidikan yang rapi, saat itu telah ada madrasah. Dengan kerapian sistem pendidikan saat itu, mengakibatkan masih terasanya efeknya, yakni mayoritas umat Islam dunia memeluk aliran Sunni.
Di samping hal tersebut, bahwa kedua masa tersebut banyak mengalokasikan dana pada bidang pendidikan. Dan wakaf untuk pendidikan pertama kali dibentuk oleh al-Ma’mun, sedangkan pada masa Malik Syah, dana wakaf benar-benar dimanfaatkan secara maksimal pada dunia pendidikan. Bahkan pada masa itu, murid dan guru mencapai kemakmuran yang tinggi, khususnya yang mengajar dan belajar di madrasah.
Berkaitan dengan hal tersebut, maka saran untuk pemangku kebijakan pendidikan agar lebih serius dalam progam pertukaran pelajar dengan negara maju, karena untuk mengejar ketertinggalan. Selanjutnya agar beasiswa-beasiswa
Tidak tersedia versi lain