Text
Konsep ma’ruf dan munkar dalam perspektif tafsir al-manar:Kajian tafsir mawḍū’i / Muhammad Muhyiddin
ABSTRAK
MUH. MUHYIDDIN, Dosen Pembimbing Drs. H. Shobiri Muslim, M.Ag. Dan M.Mu’tashim Billah, MA., KONSEP MA’RUF DAN MUNKAR DALAM PERSPEKTIF TAFSIR AL-MANAR: KAJIAN TAFSIR MAWDU’I Tafsir Hadits, Ushuluddin dan Ilmu Sosial, STAIN Kediri 2014.
Kata Kunci: Al-Qur’an, Ma’ruf dan Munkar, Urgensi, Perspektif Tafsir al-Manar
Al-Qur’an diturunkan oleh Allah adalah sebagai petunjuk dan pembimbing bagi makhluk-makhluk-Nya di setiap ruang dan waktu. Ia juga menduduki sebagai sumber hukum yang pertama. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan konsep ayat-ayat ma’ruf dan munkar dalam perspektif tafsir al-Manar yang disebutkan dalam al-Qur’an sebanyak tiga puluh sembilan kali. Menurut al-Qur'an, ma’ruf adalah sesuatu yang diketahui, dikenal atau diakui sebagai perbuatan yang baik. Sedangkan munkar adalah sesuatu yang tidak dikenal, asing dan sebagai perbuatan buruk.Untuk memahami penjelasan al-Qur’an secara benar dibutuhkan sebuah tafsir. Tafsir al-Manar merupakan salah satu hasil karya yang telah di tulis oleh Muhammad ‘Abduh.
Penelitian ini bersifat kajian pustaka (library risearch) yang dilakukan dengan cara dokumentasi, yaitu mengumpulkan data dengan cara mencari serta menelaah data kualitatif yang sesuai dengan tema dari sumber primer dan sumber sekunder. Data primer yang digunakan adalah buku-buku karya Muhammad ‘Abduh utamanya adalah tafsir al-Manar sebagai sumber primer, dan data-data yang lain yang ada kaitannya sebagai sumber sekunder. Adapun fokus penelitian ini adalah mengenai pemaknaan ma’ruf dan munkar dan karakteristik.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa dalam pandangan Muhammad ‘Abduh ma’ruf adalah segala sesuatu yang kebaikannya atau kemaslahatannya dapat diketahui oleh akal demi kemanfaatan, dan akal pun tidak mampu untuk menolak. Sedangkan munkar adalah sesuatu yang dicela dan tidak dapat dibenarkan oleh akal sehat dan tidak disukai oleh hati. Adapun urgensi melaksanakan ma’ruf dan meninggalkan munkar di dalam kehidupan manusia adalah: a) Dilihat dari segi ibadah, agar selalu bersyukur kepada tuhannya, untuk mendidik dan membina jiwanya supaya bersih. b) dilihat dari segi agama, sebagai benteng keimanan, agar menyakini bahwa agama Islam adalah agama yang benar, agar melaksanakan kewajiban-kewajiban agamanya, untuk memelihara agamanya. c) dilihat dari segi sosial, agar tidak berbuat dzalim kepada sesama.
MUH. MUHYIDDIN, Dosen Pembimbing Drs. H. Shobiri Muslim, M.Ag. Dan M.Mu’tashim Billah, MA., KONSEP MA’RUF DAN MUNKAR DALAM PERSPEKTIF TAFSIR AL-MANAR: KAJIAN TAFSIR MAWDU’I Tafsir Hadits, Ushuluddin dan Ilmu Sosial, STAIN Kediri 2014.
Kata Kunci: Al-Qur’an, Ma’ruf dan Munkar, Urgensi, Perspektif Tafsir al-Manar
Al-Qur’an diturunkan oleh Allah adalah sebagai petunjuk dan pembimbing bagi makhluk-makhluk-Nya di setiap ruang dan waktu. Ia juga menduduki sebagai sumber hukum yang pertama. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan konsep ayat-ayat ma’ruf dan munkar dalam perspektif tafsir al-Manar yang disebutkan dalam al-Qur’an sebanyak tiga puluh sembilan kali. Menurut al-Qur'an, ma’ruf adalah sesuatu yang diketahui, dikenal atau diakui sebagai perbuatan yang baik. Sedangkan munkar adalah sesuatu yang tidak dikenal, asing dan sebagai perbuatan buruk.Untuk memahami penjelasan al-Qur’an secara benar dibutuhkan sebuah tafsir. Tafsir al-Manar merupakan salah satu hasil karya yang telah di tulis oleh Muhammad ‘Abduh.
Penelitian ini bersifat kajian pustaka (library risearch) yang dilakukan dengan cara dokumentasi, yaitu mengumpulkan data dengan cara mencari serta menelaah data kualitatif yang sesuai dengan tema dari sumber primer dan sumber sekunder. Data primer yang digunakan adalah buku-buku karya Muhammad ‘Abduh utamanya adalah tafsir al-Manar sebagai sumber primer, dan data-data yang lain yang ada kaitannya sebagai sumber sekunder. Adapun fokus penelitian ini adalah mengenai pemaknaan ma’ruf dan munkar dan karakteristik.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa dalam pandangan Muhammad ‘Abduh ma’ruf adalah segala sesuatu yang kebaikannya atau kemaslahatannya dapat diketahui oleh akal demi kemanfaatan, dan akal pun tidak mampu untuk menolak. Sedangkan munkar adalah sesuatu yang dicela dan tidak dapat dibenarkan oleh akal sehat dan tidak disukai oleh hati. Adapun urgensi melaksanakan ma’ruf dan meninggalkan munkar di dalam kehidupan manusia adalah: a) Dilihat dari segi ibadah, agar selalu bersyukur kepada tuhannya, untuk mendidik dan membina jiwanya supaya bersih. b) dilihat dari segi agama, sebagai benteng keimanan, agar menyakini bahwa agama Islam adalah agama yang benar, agar melaksanakan kewajiban-kewajiban agamanya, untuk memelihara agamanya. c) dilihat dari segi sosial, agar tidak berbuat dzalim kepada sesama.
Tidak tersedia versi lain